ANALISIS KESULITAN GURU DAN PESERTA DIDIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 1 LAHEWA

 

Yesca Florensia Harefa

�Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nias, Indonesia

[email protected]

 

Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tantangan dalam implementasi Kurikulum Merdeka pada mata pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Lahewa. Penelitian ini menyoroti kesulitan yang dihadapi oleh guru dan siswa serta dampak kualitas dan ketersediaan sumber daya pendidikan terhadap keberhasilan penerapan kurikulum tersebut. Menggunakan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para guru mengalami kendala dalam memahami prinsip Kurikulum Merdeka, serta terbatasnya sumber daya praktikum menghambat penerapan pembelajaran berbasis proyek. Siswa juga kesulitan beradaptasi dengan metode pembelajaran mandiri dan aktif yang menjadi inti dari Kurikulum Merdeka. Selain itu, kualitas dan ketersediaan sumber daya pendidikan, termasuk alat praktikum, materi pembelajaran, dan dukungan dari guru, terbukti berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pembelajaran di SMA Negeri 1 Lahewa

 

Kata Kunci: Kurikulum Merdeka, Kesulitan Guru, Kesulitan Siswa, Pelajaran Biologi

 

Abstract:

This study aims to analyze the challenges in implementing the Merdeka Curriculum in the Biology subject at SMA Negeri 1 Lahewa. This research highlights the difficulties faced by teachers and students and the impact of the quality and availability of educational resources on the successful implementation of the curriculum. Using a qualitative approach, data was collected through interviews, observations, and document analysis. The results showed that teachers experienced obstacles in understanding the principles of Merdeka Curriculum, and limited practicum resources hindered the implementation of project-based learning. Students also have difficulty adapting to the independent and active learning methods that are at the core of the Merdeka Curriculum. In addition, the quality and availability of educational resources, including practicum tools, learning materials, and support from teachers, proved to have a significant effect on learning effectiveness at SMA Negeri 1 Lahewa.

 

 

Keywords: Independent Curriculum, Teacher Difficulties, Student Difficulties, Biology Lessons

 

Pendahuluan

Pendidikan adalah sebuah proses humanime yang selanjutnya dikenal dengan istilah memanusiakan manusia (Mustaqim, 2017; Pristiwanti et al., 2022). Oleh karena itu� kita� seharusnya�� menghormati� hak� asasi� setiap� manusia untuk mengatasi permasalahan yang ada dan mencapai tujuan yang ditetapkan, pemerintah Indonesia memperkenalkan sistem pendidikan yang terarah (Ujud et al., 2023)

Salah satu komponen vital dalam pendidikan adalah kurikulum. Secara etimologis, kata kurikulum berasal dari bahasa Latin "Curir," yang berarti pelari, dan "Curere," yang berarti lintasan berlari. Pada zaman Romawi kuno di Yunani, istilah ini digunakan dalam dunia olahraga untuk menggambarkan jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start ke garis finish. Dalam dunia pendidikan, kurikulum dimaknai sebagai seperangkat mata pelajaran atau pengetahuan yang harus dipelajari siswa guna mencapai kompetensi atau tujuan pendidikan yang ditetapkan (Amry & Badriah, 2018). Oleh karena itu, kurikulum adalah jantung pendidikan, yang menentukan keberhasilan atau kualitas hasil pendidikan (Santika et al., 2022).

Di Indonesia, kurikulum telah mengalami berbagai perubahan seiring waktu. Menurut Khalbi et al. (2024), perubahan kurikulum terjadi sebagai bentuk adaptasi terhadap perkembangan bangsa, dengan harapan bahwa kurikulum yang diterapkan senantiasa sesuai dengan tuntutan zaman dan melengkapi kekurangan dari kurikulum sebelumnya. Berdasarkan sejarah pendidikan nasional Indonesia, kurikulum telah mengalami evolusi signifikan, mulai dari Rentjana Pelajaran 1947, Rentjana Pelajaran Terurai 1952, Rentjana Pendidikan 1964, hingga Kurikulum 2013. Terbaru, Kemendikbudristek meluncurkan Kurikulum Merdeka pada tahun 2022 (Alfiaturrohmah et al., 2024). Kurikulum ini bertujuan sebagai pedoman dalam mencapai tujuan pendidikan serta sebagai media pengajaran di berbagai jenis dan tingkat pendidikan (Wibowo & Subhan, 2020).

Saat ini, Kurikulum Merdeka menggantikan Kurikulum 2013 dan dirancang untuk diterapkan di sekolah-sekolah sesuai kesiapan dan kebutuhan masing-masing. Kurikulum Merdeka bertujuan untuk memperbaiki implementasi Kurikulum 2013, dengan fokus pada peningkatan literasi dan numerasi (A. Fauzi, 2022). Literasi mencakup kemampuan berbahasa seperti menyimak, membaca, berbicara, menulis, dan berpikir kritis, sedangkan numerasi berkaitan dengan pemahaman dan penggunaan angka serta simbol dalam perhitungan. Kurikulum Merdeka mengedepankan pendekatan yang berpusat pada peserta didik, memberikan mereka kebebasan dalam mengembangkan potensi, minat, dan bakat secara optimal (Anwar, 2023; Ruswan et al., 2023).

Merdeka Belajar adalah kebijakan yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Ia mengungkapkan bahwa Merdeka Belajar bertujuan memberi ruang bagi pengembangan potensi peserta didik melalui kebebasan berpikir dan otonomi yang diberikan kepada elemen pendidikan (Hendri, 2020). Harapan besar tertuju pada Kurikulum Merdeka agar mampu menciptakan suasana belajar yang dinamis, kreatif, serta relevan dengan tuntutan zaman. Selain itu, kurikulum ini menekankan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik sesuai konsep Profil Pelajar Pancasila, yang mencakup nilai-nilai akhlak mulia, pemikiran kritis, kreativitas, dan kemampuan berkolaborasi dalam keragaman (M. I. R. Fauzi et al., 2023; Zalukhu et al., 2023).

Namun, penerapan Kurikulum Merdeka di lapangan tidak lepas dari berbagai tantangan. Di SMA Negeri 1 Lahewa, guru dan siswa menghadapi kendala seperti keterbatasan pemahaman konsep hingga adaptasi teknis dalam pelaksanaan pembelajaran. Tantangan tersebut meliputi keterbatasan sumber daya manusia, fasilitas pendukung, serta kesiapan guru dalam memahami dan menerapkan metode pembelajaran inovatif berbasis kompetensi. Selain itu, perubahan pola pikir siswa untuk belajar secara mandiri dan aktif menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkan keberhasilan implementasi kurikulum ini (Pertiwi et al., 2023).

Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara mendalam tantangan dan kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam implementasi Kurikulum Merdeka pada mata pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Lahewa. Diharapkan, penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif terkait kesulitan dalam proses implementasi serta berkontribusi pada pengembangan strategi yang lebih efektif dalam mengatasi kendala tersebut, demi peningkatan kualitas pendidikan di SMA Negeri 1 Lahewa dan sekolah-sekolah lainnya yang mengadopsi Kurikulum Merdeka.

 

Metode

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menggambarkan secara mendalam tantangan yang dihadapi guru dan siswa dalam implementasi Kurikulum Merdeka pada pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Lahewa. Sugiyono (2016) menyatakan bahwa penelitian kualitatif berorientasi pada pemahaman mendalam melalui interaksi dan persepsi individu atau kelompok, dengan peneliti sebagai instrumen utama. Moleong, L. J. (2017) juga menekankan bahwa pendekatan kualitatif bertujuan memahami pengalaman dan perilaku subjek penelitian dalam konteks alami. Pendekatan deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara rinci dampak Kurikulum Merdeka pada pengajaran Biologi serta kesulitan yang dialami oleh guru dan siswa.

Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas, yaitu Implementasi Kurikulum Merdeka, yang memengaruhi variabel terikat, yaitu kesulitan guru dan siswa. Kesulitan ini mencerminkan tantangan dalam proses pengajaran bagi guru, serta respons siswa terhadap tuntutan kurikulum baru. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Lahewa. Analisis data mengikuti model interaktif Miles dan Huberman, yang mencakup proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh terkait fenomena yang diteliti.

 

Hasil dan Pembahasan

1.      Kesulitan Guru dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan I, yaitu Festina Lase, S.Pd, teridentifikasi beberapa kesulitan dalam implementasi Kurikulum Merdeka pada mata pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Lahewa, yang meliputi pemahaman kurikulum, kesiapan tenaga pendidik, keterbatasan sumber daya, metode pengajaran, dan adaptasi siswa.

a.    Pemahaman Tentang Kurikulum Merdeka

Meskipun tujuan Kurikulum Merdeka telah dipahami oleh guru, penerapan prinsip-prinsipnya masih memerlukan penyesuaian lebih lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam pendidikan membutuhkan waktu untuk diinternalisasi secara menyeluruh oleh para pendidik, sesuai dengan teori perubahan pendidikan yang menyarankan perlunya pelatihan yang intensif dan dukungan berkelanjutan.

b.    Kesiapan Guru

Pelatihan yang diberikan dinilai belum cukup mendalam untuk menangani tantangan praktis di lapangan. Implementasi metode pembelajaran berbasis proyek, yang menjadi inti Kurikulum Merdeka, belum dapat diadopsi secara optimal. Guru-guru merasa perlu adanya pelatihan yang tidak hanya teoritis, tetapi juga memberikan contoh nyata yang relevan dengan kondisi di lapangan.

c.    Keterbatasan Sumber Daya

Ketiadaan alat dan bahan praktikum yang memadai menjadi kendala signifikan dalam pembelajaran berbasis proyek. Minimnya sumber daya ini membatasi kemampuan guru untuk menciptakan pengalaman belajar yang interaktif, yang esensial dalam Kurikulum Merdeka. Kondisi ini menghambat siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan praktis, yang seharusnya mendorong pemahaman mereka melalui pengalaman langsung.

d.    Metode Pengajaran dan Evaluasi

Guru telah berusaha mengadaptasi metode pengajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek, namun kesulitan tetap ada, terutama karena infrastruktur dan sumber daya yang terbatas. Selain itu, evaluasi proses pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka menuntut penyesuaian dalam metode penilaian yang masih dalam tahap penyempurnaan.

e.    Adaptasi Siswa

Peralihan dari metode pembelajaran tradisional ke pendekatan aktif dan mandiri memerlukan waktu bagi siswa. Kesiapan siswa dalam menghadapi metode baru ini menunjukkan bahwa perubahan kurikulum tidak hanya membutuhkan penyesuaian dari sisi guru, tetapi juga kesiapan dan adaptasi siswa sebagai bagian dari proses.

f.     Dukungan dari Sekolah dan Rekan Sejawat

Dukungan dari pihak sekolah dan sesama guru cukup membantu dalam menghadapi tantangan implementasi ini. Meski tidak menghilangkan sepenuhnya hambatan yang ada, dukungan ini meringankan beban guru dan memungkinkan adanya kolaborasi dalam mengatasi keterbatasan yang ada.

 

2.      Kesulitan Peserta Didik dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

Implementasi Kurikulum Merdeka pada mata pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Lahewa menghadirkan tantangan signifikan bagi siswa, terutama dalam hal adaptasi terhadap metode pembelajaran mandiri. Berdasarkan wawancara dengan lima siswa, mereka mengungkapkan kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan pendekatan pembelajaran berbasis proyek yang menuntut kemandirian, kreativitas, dan inisiatif pribadi. Para siswa merasa belum terbiasa dengan pola pembelajaran yang mengharuskan mereka menjadi subjek aktif dalam proses belajar, berbeda dengan metode pengajaran konvensional yang lebih berorientasi pada pengajar.

a.    Adaptasi Terhadap Pembelajaran Mandiri

Dalam Kurikulum Merdeka, siswa diharapkan membangun pemahaman mereka secara mandiri melalui interaksi dengan lingkungan belajar, sesuai dengan prinsip konstruktivisme. Namun, transisi ini memerlukan bimbingan guru agar siswa mampu mengatasi kebingungan yang muncul dari tuntutan baru ini. Ketidaksiapan siswa untuk beralih dari pembelajaran konvensional ke pendekatan yang lebih mandiri menghambat kemampuan mereka untuk memaksimalkan peran sebagai subjek pembelajaran. Dukungan lebih lanjut dari guru dalam proses adaptasi ini menjadi penting agar siswa dapat menjalani perubahan ini dengan lebih lancar.

b.    Keterbatasan Fasilitas Praktikum

Keterbatasan alat praktikum menjadi hambatan dalam memahami konsep-konsep biologi yang membutuhkan eksperimen langsung. Pembelajaran berbasis proyek, yang seharusnya memberikan pengalaman praktis untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah, tidak dapat terlaksana optimal karena minimnya sarana eksperimen. Tanpa fasilitas praktikum yang memadai, siswa sulit terlibat sepenuhnya dalam pembelajaran berbasis proyek, yang pada akhirnya membatasi pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan.

c.    Akses Terbatas ke Sumber Daya Digital dan Internet

Kurikulum Merdeka menuntut siswa untuk melakukan eksplorasi materi secara mandiri dengan memanfaatkan sumber daya digital. Namun, keterbatasan akses terhadap internet dan materi pembelajaran digital di SMA Negeri 1 Lahewa menghambat kemampuan siswa dalam menemukan informasi yang mendukung proyek dan tugas mereka. Hal ini mengurangi peluang mereka untuk mengembangkan kreativitas dan keterampilan berpikir mandiri yang diharapkan dalam kurikulum ini.

Secara keseluruhan, kesulitan yang dihadapi siswa dalam implementasi Kurikulum Merdeka pada pelajaran Biologi mencerminkan tantangan dalam hal adaptasi metode pembelajaran, keterbatasan fasilitas praktikum, dan akses sumber daya digital. Pembimbingan yang lebih intensif dari guru, dukungan fasilitas praktikum, serta peningkatan akses terhadap sumber daya digital akan sangat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan tersebut dan mencapai tujuan Kurikulum Merdeka secara optimal.

 

3.      Kualitas dan Ketersediaan Sumber Daya Pendidikan

Hasil wawancara dengan guru dan siswa di SMA Negeri 1 Lahewa menunjukkan bahwa kualitas dan ketersediaan sumber daya pendidikan menjadi tantangan utama dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan alat praktikum, yang menghambat pelaksanaan pembelajaran berbasis eksperimen. Fasilitas laboratorium yang tidak lengkap membatasi siswa dalam menerapkan teori secara langsung, meskipun pembelajaran berbasis eksperimen adalah elemen kunci Kurikulum Merdeka yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis. Krajcik dan Shin (Shin et al., 2019) menekankan bahwa penggunaan alat praktikum dalam pendidikan sains sangat penting, karena memungkinkan siswa tidak hanya memahami teori tetapi juga mengaplikasikannya dalam situasi nyata.

Keterbatasan alat praktikum ini juga memengaruhi efektivitas pembelajaran berbasis proyek, salah satu fokus utama Kurikulum Merdeka. Tanpa alat yang memadai, siswa kesulitan menyelesaikan proyek-proyek yang mengembangkan keterampilan kolaboratif dan kreativitas. Pembelajaran berbasis proyek membantu siswa mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks dunia nyata, namun keberhasilannya sangat bergantung pada ketersediaan fasilitas yang memadai.

Selain itu, kualitas materi pembelajaran juga menjadi perhatian. Guru dan siswa merasa bahwa materi saat ini belum cukup mendalam untuk mendukung pembelajaran mandiri yang lebih eksploratif. Hattie (2018) berpendapat bahwa materi berkualitas tinggi yang mendukung eksplorasi mandiri sangat penting untuk membantu siswa memahami konsep secara lebih mendalam. Guru juga menyampaikan kekhawatiran mengenai kurangnya sumber daya tambahan, seperti buku referensi dan akses ke bahan digital. Ketersediaan sumber daya ini penting dalam mendukung penerapan kurikulum berbasis proyek dan eksplorasi yang efektif.

Secara keseluruhan, keterbatasan sumber daya pendidikan di SMA Negeri 1 Lahewa, baik dari segi alat praktikum maupun materi pembelajaran, menjadi tantangan signifikan dalam penerapan Kurikulum Merdeka. Keterbatasan ini menghambat efektivitas proses pembelajaran dan mengurangi kemampuan siswa untuk mengoptimalkan pengalaman belajar mereka.

 

Kesimpulan

Penelitian ini menemukan berbagai tantangan dalam implementasi Kurikulum Merdeka pada mata pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Lahewa. Pertama, guru mengalami kesulitan dalam memahami dan menerapkan prinsip-prinsip kurikulum, terutama terkait metode pembelajaran berbasis proyek, akibat keterbatasan pelatihan dan sumber daya. Siswa juga menghadapi tantangan dalam beradaptasi dengan pembelajaran mandiri, terbatasnya fasilitas praktikum, dan akses ke sumber daya digital yang menghambat keterlibatan aktif mereka. Selain itu, kualitas dan ketersediaan sumber daya pendidikan, seperti alat praktikum dan materi yang mendalam, menjadi hambatan signifikan bagi efektivitas pembelajaran. Untuk mencapai tujuan Kurikulum Merdeka, diperlukan peningkatan pelatihan guru, fasilitas yang memadai, dan dukungan lebih intensif bagi siswa agar mereka dapat mengoptimalkan pengalaman belajar dan mengembangkan keterampilan yang diharapkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

Top of Form

Bottom of Form

 

Daptar Pustaka

 

Alfiaturrohmah, A., Ariani, D. S., Ibaddurrahman, M., EP, F. S., Nabella, Z., Eldauzi, A.-Z., Nastiti, A. M., & Setiawan, B. (2024). Analisis Dampak Perubahan Kurikulum 2013 Pada Saat Pembelajaran Jarak Jauh Dengan Kurikulum Merdeka Belajar. JURNAL PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL (JUPENDIS), 2(1), 29�41. https://doi.org/10.54066/jupendis.v2i1.1173.

Amry, Z., & Badriah, L. (2018). Pembelajaran tematik sebagai upaya meningkatkan keaktifan peserta didik. ELEMENTARY: Islamic Teacher Journal, 6 (2), 254�270.

Anwar, R. (2023). Bimbingan Klasikal Hots Dan Tpack Dalam Kurikulum Merdeka: Suatu Pendekatan Best Practice. Feniks Muda Sejahtera.

Donohoo, J., Hattie, J., & Eells, R. (2018). The power of collective efficacy. Educational Leadership, 75(6), 40�44.

Fauzi, A. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Di Sekolah Penggerak. Pahlawan: Jurnal Pendidikan-Sosial-Budaya, 18(2), 18�22. https://doi.org/10.57216/pah.v18i2.480

Fauzi, M. I. R., Rini, E. Z., & Qomariyah, S. (2023). Penerapan Nilai-Nilai Profil Pelajar Pancasila Melalui Pembelajaran Kontekstual Di Sekolah Dasar. Proceeding Umsurabaya.

Hendri, N. (2020). Merdeka belajar; Antara retorika dan aplikasi. E-Tech: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8(1), 1�29.

Khalbi, N. P., Alvina, L., Setiawati, M., & Luthfiani, L. (2024). Dampak Pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar Bagi Guru Di MTSN 2 Solok Selatan. Jurnal Riset Sosial Humaniora Dan Pendidikan, 3(1), 30�39. https://doi.org/10.56444/soshumdik.v3i1.1433

Kuantitatif, P. P. (2016). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung.

Moleong, L. J. (2017). Metode penelitian kualitatif, cetakan ke-36, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 6.

Mustaqim, A. (2017). Pendidikan Humanisme Ki Hajar Dewantara:(Tinjauan dari Sudut Pandang Pendidikan Islam). Tafhim Al-�Ilmi, 9(2).

Pertiwi, I., Marlina, L., & Wiyono, K. (2023). Kajian Literatur: Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah-Sekolah Penggerak. Al-Madrasah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, 7(3), 1364�1372.

Pristiwanti, D., Badariah, B., Hidayat, S., & Dewi, R. S. (2022). Pengertian pendidikan. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6), 7911�7915. https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i6.9498

Ruswan, A., Rosmana, P. S., Oktafrina, A., Rahmawati, A., Apriliani, D., Nurfaoziah, K., Fatimah, R., & Zahra, V. N. (2023). Penerapan Kurikulum Merdeka dengan Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(3), 31676�31684.

Santika, I. G. N., Suarni, N. K., & Lasmawan, I. W. (2022). Analisis perubahan kurikulum ditinjau dari kurikulum sebagai suatu ide. Jurnal Education and Development, 10(3), 694�700.

Shin, N., Choi, S.-Y., Stevens, S. Y., & Krajcik, J. S. (2019). The impact of using coherent curriculum on students� understanding of core ideas in chemistry. International Journal of Science and Mathematics Education, 17, 295�315. https://doi.org/10.1017/CBO9781139519526.018

Ujud, S., Nur, T. D., Yusuf, Y., Saibi, N., & Ramli, M. R. (2023). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sma Negeri 10 Kota Ternate Kelas X Pada Materi Pencemaran Lingkungan. Jurnal Bioedukasi, 6(2), 337�347. https://doi.org/10.33387/bioedu.v6i2.7305

Wibowo, A., & Subhan, A. Z. (2020). Strategi kepala Madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Indonesian Journal of Islamic Educational Management, 3(2), 108�116.

Zalukhu, B., Napitu, U., Zalukhu, Y., & Hulu, N. S. (2023). Pengaruh proyek penguatan profil pelajar pancasila terhadap pembentukan karakter dan moral peserta didik di sekolah menengah pertama. Innovative: Journal Of Social Science Research, 3(6), 2102�2115.