ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI KEMISKINAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA DAN ANALISIS FAKTOR DI JAWA TENGAH TAHUN 2022
Talitha
Fitri Rif�atila1, Dewi Putri Sekar Sari2, Sri Pingit Wulandari3
Departemen
Statistika Bisnis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Indonesia
[email protected]1, [email protected]2
Abstrak:
Kemiskinan
adalah kondisi kurangnya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok atau
kebutuhan standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah. Provinsi
Jawa Tengah adalah salah satu wilayah pusat pertumbuhan nasional, namun angka
kemiskinannya masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional. Dengan
jumlah penduduk miskin mencapai 14,63% dari total
penduduk miskin nasional. Angka tersebut menunjukkan adanya tantangan dalam
menurunkan kemiskinan di Jawa Tengah, yang mana akan
berdampak pada tingkat kesejahteraan sosial di masyarakatnya. Maka perlu dilakukan penelitian agar dapat
mengetahui aspek apa yang dapat dibenahi untuk menekan angka kemiskinan di Jawa
Tengah. Penelitian ini menggunakan analisis komponen utama dan analisis faktor
untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah
untuk membantu menyelesaikan salah satu indikator masalah kesejahteraan sosial
di Jawa Tengah pada tahun 2022. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah dan Nasional tahun 2022.
Dari hasil analisis didapatkan hasil uji asumsi data
faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah memenuhi asumsi
berdistribusi normal multivariat, terdapat hubungan ketergantungan antar
variabel, data cukup untuk analisis faktor, dan terdapat korelasi antar
variabel. Selain itu pada hasil ekstraksi faktor
menunjukkan bahwa variabel Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap Sanitasi
Layak dan Rasio Angka Beban Ketergantungan tidak berpengaruh signifikan.
Hasil analisis komponen utama didapatkan 3 komponen utama
yang memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah. Faktor-faktor
yang terbentuk sudah tepat dalam merangkum variabel-variabel yang memengaruhi
kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2022.
Kata Kunci: badan
pusat statistik,� kemiskinan, kebutuhan
masyarakat, rasio angka bebean
Abstract:
Poverty is the lack of ability to fulfill basic needs or the needs of
the average standard of living of people in an area. Central Java Province is
one of the national growth centers, but its poverty rate is still higher than
the national average. With the number of poor people reaching
14.63% of the total national poor population. This figure shows the
challenges in reducing poverty in Central Java, which will have an impact on
the level of social welfare in the community. So it is necessary to conduct research
in order to find out what aspects can be addressed to reduce poverty in Central
Java. This research uses principal component analysis and factor analysis to
identify factors that affect poverty in Central Java to help solve one of the
indicators of social welfare problems in Central Java in 2022. The data used in
this research is the publication data of the Central Java and National
Statistics Agency (BPS) in 2022. From the analysis, the results of the data
assumption test of the factors affecting poverty in Central Java fulfill the
assumptions of multivariate normal distribution, there is a dependency
relationship between variables, the data is sufficient for factor analysis, and
there is a correlation between variables. In addition, the results of factor
extraction show that the variables Households with Access to Adequate
Sanitation and Dependency Burden Ratio do not have a significant effect. The
results of the principal component analysis obtained 3 main components that
affect poverty in Central Java. The factors formed are appropriate in
summarizing the variables that affect poverty in Central Java in 2022.
Keywords: central statistics agency, poverty, community needs,
burden ratio
Pendahuluan
Kemiskinan adalah masalah global yang banyak dihadapi
oleh banyak negara di dunia termasuk Indonesia.
Kemiskinan adalah kondisi kurangnya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok
atau kebutuhan standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah (Maulana et al., 2022). Ketiadaan
peralatan untuk memenuhi kebutuhan pokok, kesulitan mendapatkan pekerjaan
merupakan salah satu penyebab dari kemiskinan. Indikator kemiskinan
masyarakat desa, antara lain: (1) angka kesempatan memperoleh pendidikan dasar
kurang, (2) luas lahan dan modal pertaian terbatas, (3) tidak berkesempatan
menikmati investasi di sektor pertanian, (4) tidak terpenuhinya salah satu
kebutuhan primer (pangan, papan, perumahan), (5) teknik pertanian masih
menggunakan cara tradisional, (6) kurangnya kesadaran produktivitas usaha, (7)
tidak memiliki tabungan dan atau asuransi, (8) tidak memenuhi standar kesehatan
nasional, (9) lingkungan terbiasa dengan fenomena korupsi, kolusi, dan
nepotisme dalam pemerintahan desa, (10) kesulitan atau tidak memiliki akses
layak untuk memperoleh air bersih, (11) tidak berkesempatan atau memilih tidak
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan public (Sa�diyah El Adawiyah et al., 2020).
Provinsi Jawa Tengah adalah salah satu wilayah pusat
pertumbuhan nasional, namun angka kemiskinannya masih lebih tinggi dibandingkan
rata-rata nasional, mencapai 10,77% pada Maret 2023, sedangkan angka nasional
berada di 9,36%. Dengan jumlah penduduk miskin mencapai 3,79 juta jiwa atau
sekitar 14,63% dari total penduduk miskin nasional (Septiadi & Nursan, 2020). Angka tersebut menunjukkan
adanya tantangan dalam menurunkan kemiskinan di Jawa Tengah, yang mana akan berdampak pada tingkat kesejahteraan sosial di
masyarakatnya.
Dalam proses kebijakan penanggulangan kemiskinan di
Jawa Tengah, pemerintah provinsi dan pusat mengalami berbagai kendala, seperti
kebijakan yang belum memuat desain utuh dan cenderung bersfat government-oriented
serta parsial. Selain itu, masih terdapat ketimpangan
dalam pendapatan dan pembangunan antar wilayah, yang memperparah tingkat
kesejahteraan sosial. Pengalokasian anggaran
pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah juga masih terkonsentrasi pada
pengangguran beban pengeluaran masyarakat miskin, sementara upaya untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat miskin masih terbatas. Selain itu, akurasi dan validasi data kemiskinan juga menjadi
kendala utama yang berdampak pada ketepatan sasaran kebijakan.
Perlu dilakukan penelitian agar dapat mengentaskan
masalah kemiskinan di Jawa Tengah agar dapat mengetahui aspek apa yang dapat dibenahi untuk menekan angka kemiskinan
dengan memaksimalkan potensi daerahnya. Penelitian ini
menggunakan analisis komponen utama dan analisis faktor untuk mengidentifikasi
faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah untuk membantu
menyelesaikan salah satu indikator masalah kesejahteraan sosial di Jawa Tengah
pada tahun 2022. Penggunaan metode ini diharapkan
dapat memberikan gambaran atau interpretasi yang jelas mengenai faktor-faktor
dominan yang perlu menjadi perhatian dalam upaya peningkatan kesejahteraan
sosial di Jawa Tengah.
Metode analisis komponen utama (Principal Component
Analysis/PCA) adalah teknik statistik yang bertujuan untuk mereduksi
dimensi data dengan cara mengubah variabel-variabel
asli yang saling berkorelasi menjadi serangkaian variabel baru yang tidak
berkorelasi, yang disebut sebagai komponen utama. Komponen
ini disusun berdasarkan varians yang dijelaskan oleh masing-masing komponen,
dengan komponen pertama memiliki varians terbesar dan seterusnya (Jollife,
2002). Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi
pola data yang kompleks atau memiliki variabel independen lebih dari 5 dan
menyederhanakan variabel-variabel yang memengaruhui kemiskinan ke dalam
beberapa komponen utama yang paling signifikan.
Selain itu, analisis faktor digunakan untuk
mengelompokkan variabel-variabel yang berhubungan erat satu sama
lain ke dalam faktor-faktor yang mewakili konstruk di balik data tersebut
(Singgih, 2012). Metode ini membantu memahami struktur laten yang mendasari
data yang diamati dan memberikan interpretasi yang lebih mudah dipahami
mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah. Dengan menggunakan metode ini, penelitian ini dapat
mengidentifikasi faktor-faktor utama yang menjadi penyebab kemiskinan, sehingga
memudahkan dalam perumusan kebijakan yang tepat sasaran untuk meningkatkan
kesejahteraan sosial di Jawa Tengah.
Penelitian
sebelumnya terkait analisis komponen utama dan analisis faktor dilakukan oleh
(Nur Azizah, 2023) yaitu tentang faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di
pulau jawa tahun 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 komponen
utama yang terbentuk yang terdiri dari KU1, KU2,
KU3, dan KU4. Komponen Utama 1 (KU1)
terdiri dari variabel Tamat SMA, Bekerja di Kegiatan Informal, Bekerja di Kegiatan
Formal, dan Bekerja di Sektor Pertanian, serta Bekerja Bukan di Sektor
Pertanian. Komponen Utama 2 (𝐾𝑈2)
terdiri dari variabel Tidak Bekerja, Penerima Beras Miskin/Sembako, dan
Pengeluaran Konsumsi Makanan. Lalu, untuk Komponen
Utama 3 (𝐾𝑈3) terdiri dari variabel
Tidak Lulus SD, Angka Melek Huruf (15-55th) dan Jamban Sendiri. Dan untuk Komponen Utama 4 (𝐾𝑈4)
terdiri dari Angka Partisipasi Sekolah (13-15th), dan Air Layak.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, penelitian
ini akan diselidiki faktor-faktor yang memengaruhi
kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2022 menggunakan analisis komponen utama dan
analisis faktor. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data publikasi
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah dan Nasional tahun 2022 yaitu berupa
data Angka Harapan Hidup, Tingkat Pengangguran Terbuka, Kepadatan Penduduk,
Persentase Penduduk Miskin, Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap Sanitasi
Layak, Harapan Lama Sekolah, Rata-Rata Lama Sekolah, Rasio Angka Beban
Ketergantungan, pengeluaran per Kapita, Indeks Pembangunan Manusia, Upah
Minimum Kabupaten/Kota, PDRB. Pada penelitian sebelumnya mengenai kemiskinan
yang dilakukan oleh (Harlik, dkk., 2013) melakukan
analisis faktor yang memengaruhi kemiskinan dan pengangguran di Kota Jambi
menggunakan metode regresi linear berganda. Hasil penelitian tersebut
membuktikam bahwa faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan
dan pengangguran adalah PDRB, Jumlah Pengangguran, Angka Harapan Hidup, Upah
Minimum Provinsi, Tingkat Kepadatan Penduduk, dan Angka Melek Huruf.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Angka, dkk., 2019) tentang analisis
faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Indonesia menunjukkan bahwa
faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia
adalah Angka Harapan Hidup, Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi (GDP), dan Persentase
Penduduk Miskin.
Metode
A. Sumber
Data
Wilayah
studi penelitian ini adalah Provinsi Jawa Tengah yang merupakan provinsi
penduduk terbesar ketiga setelah Jawa Barat dan Jawa Timur. Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 29 kabupaten dan 6 kota, dan Ibu Kotanya adalah Semarang. Data
yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari
situs resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah tahun 2021.
Variabel penelitian yang digunakan adalah indikator yang memengaruhi kemiskinan
guna meningkatkan kesejahteraan sosial yaitu data angka harapan hidup, tingkat
pengangguran terbuka, kepadatan penduduk, persentase penduduk miskin, rumah
tangga memiliki akses terhadap sanitasi layak, harapan lama sekolah, rata-rata
lama sekolah, rasio angka beban ketergantungan, pengeluaran perkapita, indeks
pembangunan manusia, upah minimum kota, dan produk domestik regional bruto.
1.
Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel� yang digunakan pada penelitian ini sebagai
berikut.
a.
Angka Harapan
Hidup
Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan
tolak ukur yang digunakan oleh suatu negara atau wilayah untuk mengukur
keberhasilan pemerintahnya dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Peningkatan
angka harapan hidup harus diiringi dengan peningkatan indikator kesehatan dan
pendidikan� (Wardhana & Kharisma,
2020).
b.
Tingkat
Pengangguran Terbuka
Angkatan kerja seseorang yang berusia
minimal 15 tahun, sedang bekerja didefinisikan sebagai tugas yang dilakukan
oleh satu orang dengan tujuan utama menghasilkan pendapatan atau memberikan
bantuan dalam melakukannya setidaknya satu jam setiap minggu (tanpa terputus).
Tingkat pengangguran adalah indikator output �angkatan kerja, yang mewakili proporsi
angkatan kerja yang menganggur atau tidak bekerja tetapi secara aktif mencari
atau mempersiapkan diri untuk bekerja�
(Primandari, 2019).
c.
Kepadatan
Penduduk
Kepadatan penduduk adalah perbandingan
antara jumlah penduduk dengan wilayah yang dihuni. Kepadatan penduduk
diakibatkan oleh tiga komponen yaitu kelahiran, kematian dan migrasi� (Irham & Putri, 2023).
d.
Persentase
Penduduk Miskin
Kemiskinan adalah keadaan tidak mampus,
secara finansial atau lainnya, untuk memenuhi kebutuhan dasar fisik dan nutrisi
seseorang� (Sinurat, 2023). Penduduk
miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan
dibawah garis kemiskinan.
e.
Rumah Tangga
Memiliki Akses Terhadap Sanitasi Layak
Rumah tangga tergolong dalam kelompok
dengan akses sanitasi layak apabila rumah tangga mempunyai fasilitas jamban
baik digunakan sendiri maupun bersama rumah tangga tertentu ataupun dim MCK
komunal, menggunakan kloset dengan jenis leher angsa, serta memiliki tempat
pembuangan akhir tinja
f.
Harapan Lama
Sekolah
Harapan Lama Sekolah (HLS) merupakan output
yang dapat digunakan untuk memotret pemerataan pembangunan pendidikan di
Indonesia. Karena HLS mengukur kesempatan pendidikan seseorang yang dimulai
pada usia tujuh tahun. HLS sebagai indikator yang menggambarkan lamanya sekolah
(dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu
dimasa mendatang� (Putera, 2020).
g.
Rata-Rata
Lama Sekolah
Rata-rata lama sekolah merupakan
rata-rata lamanya pendidikan formal yang ditempuh oleh penduduk usia 25 tahun
keatas
h.
Rasio Angka
Beban Ketergantungan
Rasio ketergantungan dapat digunakan
sebagai indikator kasar yang menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara, bila
angka ketergantungan besar maka beban tanggungan suatu negara juga semakin
besar
i.
Pengeluaran
Perkapita
Pengeluaran perkapita adalah biaya
dikeluarkan untuk komsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan baik yang
berasal dari pembelian, pemberian maupun produksi sendiri dibagi dengan
banyaknya anggota rumah tangga dalam rumah tangga tersebut. Konsumsi rumah
tangga dibedakan atas konsumsi makanan maupun bukan makanan tanpa memperhatikan
asal barang dan terbatas pada pengeluaran rumah tangga saja, tidak termasuk
konsumsi/pengeluaran untuk keperluan usaha atau yang diberikan kepada pihak
lain
j.
Indeks
Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
merupakan sebuah capaian untuk mengukur seberapa besar dampak yang ditimbul
dari upaya peningkatan kemampuan modal dasar manusia. Indeks pembangunan
manusia memuat tiga dimensi penting dalam pembangunan terkait dengan aspek
pemenuhan kebutuhan akan hidup panjang umur dan hidup yang sehat, serta dapat
memenuhi standar hidup yang layak� (Irham
& Putri, 2023).
k.
Upah Minimum
Provinsi
Upah Minimum Provinsi (UMP) adalah upah
minimum yang berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi� (Ramadhani, 2020). Pengertian upah minimum
menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2013
tentang upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri atas upah pokok
termasuk tunjangan tetap yang ditetapkan oleh gubernur sebagai jaring pengaman.
2.
Produk
Domestik Regional Bruto
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
adalah ukuran umum untuk menggambarkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
suatu wilayah. PDRB mencerminkan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam
suatu wilayah dengan harga konstan selama periode waktu tertentu. Besarnya PDRB
suatu wilayah sangat bergantung pada potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang dimilikinya (Palilu, 2022).
Dalam penelitian ini, langkah-langkah
analisis dilakukan secara sistematis untuk memahami faktor-faktor yang
memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah pada tahun 2021. Langkah pertama adalah
mengumpulkan data terkait faktor-faktor tersebut. Kemudian, dilakukan pengujian
asumsi pada data melalui beberapa tahapan, yaitu uji distribusi normal
multivariat, uji independensi antar variabel menggunakan uji Bartlett, uji
kecukupan data menggunakan KMO test, serta analisis korelasi antar variabel
menggunakan Anti-Image Correlation. Selanjutnya, analisis dilakukan menggunakan
metode analisis faktor dan Principal Component Analysis (PCA) pada data yang
telah diuji. Hasil dari analisis ini kemudian diinterpretasikan untuk
memberikan pemahaman yang lebih mendalam. Langkah terakhir adalah menarik
kesimpulan berdasarkan hasil analisis serta memberikan rekomendasi atau saran
yang relevan. Pendekatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang
signifikan terhadap pengaruh faktor-faktor tertentu terhadap tingkat kemiskinan
di wilayah Jawa Tengah.
Hasil dan Pembahasan
A. Pengujian
Asumsi pada Faktor-Faktor Kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 2022
Sebelum melakukan analisis faktor, diperlukan
pemenuhan beberapa asumsi. Asumsi-asumsi ini mencakup pengujian distribusi
normal multivariat, uji independensi antar variabel menggunakan uji Bartlett,
uji kecukupan data, serta pemeriksaan korelasi antar variabel. Hasil
pengujian asumsi-asumsi tersebut adalah sebagi berikut.
1.
Uji Distribusi Normal
Multivariat pada Faktor-Faktor Kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 2022
Pengujian distribusi normal multivariat dilakukan
untuk memastikan bahwa data faktor-faktor kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2022
memenuhi asumsi normalitas multivariat. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai
berikut.
H0: |
Data pada
faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2022
berdistribusi normal multivariat |
H1: |
Data pada faktor-faktor
yang memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2022 tidak berdistribusi
normal multivariat |
Taraf signifikan yang
digunakan adalah 0,05, dengan daerah penolakan H0
jika rQ < r(α;n) atau P-value >
0,05. Hasil pengujian disajikan pada Tabel 2. sebagai berikut
Tabel 1. Uji Distribusi Normal Multivariat
rQ |
r(0,05;35) |
P-value |
0,980 |
0,325 |
0,000 |
Berdasarkan Tabel 2. diperoleh nilai rQ sebesar 0,980 yang
lebih besar dari nilai r(0,05;29) sebesar 0,325 dan diperkuat
dengan P-value sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikan
α sebesar 0,05. Sehingga diputuskan gagal tolak H0,
artinya data faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah tahun
2022 memenuhi asumsi distribusi normal multivariat.
2.
Uji Independensi pada
Faktor-Faktor Kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 2022
Pengujian
independensi bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan atau
ketergantungan antar variabel. Uji independensi dilakukan melalui uji Bartlett pada
faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2021, dengan
hipotesis sebagai berikut.
H0: |
Data
faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2022 bersifat
independen |
H1: |
Data
faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2022 bersifat
dependen |
Taraf signifikan yang
digunakan adalah 0,05, dengan daerah penolakan H0
jika χ2hitung > χ2(α;df)
atau P-value < 0,05. Hasil pengujian disajikan pada
Tabel 3. sebagai berikut.
Tabel 2. Uji Bartlett
χ2hitung |
χ2(0,05;66) |
P-value |
463,762 |
85,965 |
0,000 |
Berdasarkan Tabel 3. didapatkan nilai χ2hitung sebesar
463,762 yang lebih besar dari nilai χ2(0,05;66)
sebesar 85,965 dan diperkuat dengan P-value sebesar 0,000 yang lebih
kecil dari taraf signifikan α sebesar 0,05. Sehingga
diputuskan tolak H0, yang artinya data faktor-faktor yang
memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2022 memenuhi asumsi dependen.
3.
Uji Kecukupan Data pada
Faktor-Faktor Kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 2022
Uji kecukupan data
pada faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2021
dilakukan untuk mengetahui apakah data cukup layak untuk dianalisis menggunakan
metode analisis faktor. Pengujian dilakukan melalui nilai KMO dengan hipotesis sebagai
berikut.
H0: |
Data
pada faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2022
sudah cukup untuk difaktorkan |
H1: |
Data
pada faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2022
tidak cukup untuk difaktorkan |
Taraf signifikan yang
digunakan adalah sebesar 0,05 dengan daerah penolakan
H0 jika nilai KMO < 0,5. Hasil pengujian KMO (Kaiser-Meyer-Olkin)
ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Uji
KMO
KMO |
0,623 |
Hasil uji menunjukkan
nilai KMO sebesar 0,623 yang lebih besar dari 0,5,
sehingga diputuskan gagal tolak H0. Artinya data
faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2022 sudah cukup
untuk difaktorkan.
4.
Pemeriksaan Korelasi
Anti-Image pada Faktor-Faktor Kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 2022
Pemeriksaan
korelasi dilakukan dengan melihat nilai Measure of Sampling Adequacy
(MSA) untuk setiap variabel dalam matriks anti-image. Nilai MSA setiap
variabel yang lebih besar dari 0,5 menunjukkan bahwa variabel
tersebut layak dianalisis lebih lanjut. Hasil pemeriksaan
korelasi anti-image ditunjukkan dalam Tabel 5. sebagai
berikut.
Tabel 5. Pemeriksaan Anti-Image Correlation
Variabel |
Keterangan |
Nilai MSA |
X1 |
Angka Harapan Hidup |
0,473 |
X2 |
Tingkat Pengangguran Terbuka |
0,506 |
X3 |
Kepadatan Penduduk |
0,767 |
X4 |
Persentase Penduduk Miskin |
0,921 |
X5 |
Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap Sanitasi
Layak |
0,733 |
X6 |
Harapan Lama Sekolah |
0,633 |
X7 |
Rata-Rata Lama Sekolah |
0,578 |
X8 |
Rasio Angka Beban Ketergantungan |
0,782 |
X9 |
Pengeluaran Perkapita |
0,519 |
X10 |
Indeks Pembangunan Manusia |
0,569 |
X11 |
Upah Minimum Kota |
0,786 |
X12 |
Produk Domestik Regional Bruto |
0,783 |
Berdasarkan Tabel 5. terlihat bahwa nilai MSA untuk setiap variabel lebih besar
dari 0,5, yang menunjukkan adanya korelasi antar variabel, sehingga
memungkinkan dilakukan analisis lebih lanjut.
B. Analisis
Faktor enggunakan Analisis Komponen Utama pada Faktor-Faktor Kemiskinan di Jawa
Tengah Tahun 2022
�� Pada subbab ini akan dijelaskan hasil analisis faktor menggunakan PCA pada
faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2022. Hasil
analisis tersebut meliputi scree plot, ekstraksi faktor, pengelompokan
komponen, pemberian nama faktor yang terbentuk
berdasarkan pengelompokan komponen, serta komponen transformasi matriks. Hasil dari analisis faktor adalah sebagai berikut.
1.
Scree Plot
Scree plot merupakan
plot antara komponen utama dengan varians nilai eigen
nya. Banyaknya komponen utama yang diambil adalah pada titik
ekstrem di mana garis kurva mulai melandai. Scree
plot dari hasil analisis faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Jawa
Tengah tahun 2021 sebagai berikut.
Gambar 1. Scree Plot
Secara visual, scree
plot yang dihasilkan oleh komponen utama dengan varians nilai eigen pada
Gambar 1 menunjukkan terdapat tiga komponen yang berada di atas nilai 1 pada
sumbu Y. Hal tersebut menunjukkan bahwa dari komponen yang terbentuk, terpilih
3 faktor yang dapat menjelaskan variabilitas faktor-faktor yang memengaruhi
kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2022 dengan baik.
2.
Ekstraksi Faktor
Ekstraksi faktor
adalah nilai proporsi varians variabel yang dapat dijelaskan oleh faktor. Ekstraksi faktor menggunakan
metode PCA dimana variabel prediktor memiliki korelasi tinggi atau sifatnya
hampir sama. Nilai ekstraksi faktor
dilihat dari nilai communalities. Nilai communalities
dari faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2021
disajikan pada Tabel 6 sebagai berikut.
Tabel 6. Ekstraksi Faktor
Variabel |
Keterangan |
Initial |
Ekstraksi |
Angka
Harapan Hidup |
1 |
0,849 |
|
X2 |
Tingkat
Pengangguran Terbuka |
1 |
0,795 |
X3 |
Kepadatan
Penduduk |
1 |
0,849 |
X4 |
Persentase
Penduduk Miskin |
1 |
0,646 |
X5 |
Rumah Tangga Memiliki
Akses Terhadap Sanitasi Layak |
1 |
0,471 |
X6 |
Harapan
Lama Sekolah |
1 |
0,846 |
X7 |
Rata-Rata
Lama Sekolah |
1 |
0,949 |
X8 |
Rasio Angka Beban
Ketergantungan |
1 |
0,364 |
X9 |
Pengeluaran
Perkapita |
1 |
0,817 |
X10 |
Indeks
Pembangunan Manusia |
1 |
0,917 |
X11 |
Upah
Minimum Kota |
1 |
0,847 |
X12 |
Produk Domestik Regional Bruto |
1 |
0,757 |
Pada Tabel 6 menunjukkan
nilai persentase variabilitas (extraction) yang dijelaskan oleh 1 faktor
dari variabel X5 dan X8
setiap variabel memiliki nilai lebih kurang 0,5 yang artinya variabel tersebut
tidak memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2022. Sedangkan
variabel lainnya memiliki nilai ekstraksi lebih dari 1, maka setiap variabel
tersebut dapat menjelaskan variabel asalnya dengan baik. Maka variabel X5
dan X8 perlu
dilakukan analisis ulang agar mendapatkan hasil factor yang signifikan dengan
baik.
Dari hasil analisis ulang
pada seluruh variabel kecuali X5 dan X8,
yakni X1, X2,
X3, X4, X6,
X7, X9, X10,
X11, dan X12 dihasilkan nilai communalities
pada Tabel 7 berikut.
�
Tabel 7.
Ekstraksi Faktor Setelah Eliminasi Variabel
Variabel |
Keterangan |
Initial |
Ekstraksi |
X1 |
Angka Harapan Hidup |
1 |
0,887 |
X2 |
Tingkat Pengangguran Terbuka |
1 |
0,892 |
X3 |
Kepadatan Penduduk |
1 |
0,836 |
X4 |
Persentase Penduduk Miskin |
1 |
0,643 |
X6 |
Harapan Lama Sekolah |
1 |
0,858 |
X7 |
Rata-Rata Lama Sekolah |
1 |
0,956 |
X9 |
Pengeluaran Perkapita |
1 |
0,826 |
X10 |
Indeks Pembangunan Manusia |
1 |
0,980 |
X11 |
Upah Minimum Kota |
1 |
0,822 |
X12 |
Produk Domestik Regional Bruto |
1 |
0,815 |
Pada Tabel 7 menunjukkan
nilai persentase variabilitas (extraction) yang dijelaskan oleh 1 faktor
dari setiap variabel asan memiliki nilai lebih dari 0,5 yang berarti
faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2022 telah
menjelaskan variabel asalnya dengan baik. Nilai ekstraksi yang lebih besar dari
5 pada setiap variabel menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut berpengaruh
signifikan pada kemiskinan di Jawa Tengah
Nilai eigen
pada faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2022
disajikan pada Tabel 8. sebagai berikut.
Tabel 8. Nilai Eigen Faktor Terpilih
Komponen |
Ekstrasi |
||
Total |
Varians
(%) |
Kumulatif
(%) |
|
1 |
5,660 |
56,600 |
56,600 |
2 |
1,699 |
16,986 |
73,586 |
3 |
1,156 |
11,560 |
85,147 |
Tabel 8 menunjukkan
komponen 1 memiliki total keragaman sebesar 5,660 dengan persen keragaman
sebesar 56,6% sehingga komponen 1 mampu menjelaskan variabel asal sebesar
56,6%. Komponen 2 memiliki total keragaman sebesar 1,699 dengan persen
keragaman sebesar 16,986% sehingga komponen 2 mampu menjelaskan variabel asal
sebesar 16,986%. Komponen 3 memiliki total keragaman sebesar 1,156 dengan
persen keragaman sebesar 11,56% sehingga komponen 3 mampu menjelaskan variabel
asal sebesar 11,56%. Pada nilai kumulatif, variabilitas dijelaskan oleh 3
faktor dengan nilai 85,147% yang mana nilainya sudah lebih dari 70%, maka
dengan 3 faktor tersebut dikatakan efisien untuk menjelaskan variabilitas
secara keseluruhan.
3.
Pengelompokkan Komponen
Pengelompokan
komponen digunakan untuk mengklasifikasikan variabel-variabel ke dalam kelompok
tertentu.
Pengklasifikasian tersebut dilakukan berdasarkan nilai korelasi tertinggi yang
mana didapatkan dari rotated component matrix. Hasil klasifikasi
komponen pada faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah tahun
2021 disajikan pada Tabel 9 sebagai berikut.
Tabel 9. Pengelompokan Komponen
Variabel |
Keterangan |
Komponen |
||
1 |
2 |
3 |
||
X1 |
Angka Harapan Hidup |
0,631 |
0,230 |
0,661 |
X2 |
Tingkat Pengangguran Terbuka |
0,055 |
0,286 |
0,898 |
X3 |
Kepadatan Penduduk |
0,848 |
0,162 |
0,301 |
X4 |
Persentase Penduduk Miskin |
0,652 |
0,399 |
0,242 |
X6 |
Harapan Lama Sekolah |
0,857 |
0,344 |
0,079 |
X7 |
Rata-Rata Lama Sekolah |
0,950 |
0,167 |
0,158 |
X9 |
Pengeluaran Perkapita |
0,873 |
0,251 |
0,022 |
X10 |
Indeks Pembangunan Manusia |
0,935 |
0,261 |
0,195 |
X11 |
Upah Minimum Kota |
0,268 |
0,865 |
0,050 |
X12 |
Produk Domestik Regional Bruto |
0,115 |
0,885 |
0,134 |
Tabel 9 menunjukkan pada
variabel X3, X4, X6, X7, X9,
dan X10 memiliki nilai pada komponen 1 masing-masing sebesar 0,848;
0,652; 0,857; 0,950; 0,873; dan 0,935 yang lebih besar dibandingkan nilai pada
komponen 2 dan 3 yang artinya variabel X3, X4, X6,
X7, X9, dan X10 termasuk dalam komponen 1.
Sedangkan pada variabel X11 dan X12 memiliki nilai pada
komponen 2 sebesar 0,865 dan 0,885 yang mana lebih besar dibandingkan nilai
pada komponen 1 dan 3 yang artinya variabel X11 dan X12
termasuk dalam komponen 2. Selain itu, pada variabel X1 dan X2
memiliki nilai pada komponen 3 sebesar 0,661 dan 0,898
yang mana lebih besar dibandingkan nilai pada komponen 1 dan 2 yang artinya
variabel X1 dan X2 termasuk dalam komponen 3.
4.
Pemberian Nama Faktor
yang Terbentuk
Pemberian nama faktor
baru yang terbentuk dari faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Jawa
Tengah tahun 2021 disajikan pada Tabel 10 sebagai berikut.
Nama Faktor |
Variabel |
Keterangan |
Kualitas Hidup dan Akses Pendidikan |
X3 |
Kepadatan Penduduk |
X4 |
Persentase Penduduk Miskin |
|
X6 |
Harapan Lama Sekolah |
|
X7 |
Rata-Rata Lama Sekolah |
|
X9 |
Pengeluaran Perkapita |
|
X10 |
Indeks Pembangunan Manusia |
|
Kapasistas Ekonomi Daerah |
X11 |
Upah Minimum Kota |
X12 |
Produk Domestik Regional Bruto |
|
Pembangunan dan Standar Hidup |
X1 |
Indeks Pembangunan Manusia |
X2 |
Upah Minimum Kabupaten/Kota |
Berdasarkan Tabel 10
menunjukkan bahwa hasil pemberian nama faktor yang baru untuk variabel Angka Harapan Hidup (X3), Tingkat Pengangguran Terbuka (X4),
Kepadatan Penduduk (X6), Persentase Penduduk Miskin (X7),
Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap Sanitasi Layak (X9), dan
Harapan Lama Sekolah (X10) adalah faktor Kualitas Hidup dan Akses
Pendidikan. Sedangkan, pada variabel Rasio Angka Beban
Ketergantungan (X11) dan Pengeluaran Perkapita (X12)
adalah faktor Kapasitas Ekonomi Daerah. Selain itu,
pada variabel Indeks Pembangunan Manusia (X1) dan Upah Minimum
Kabupaten/Kota (X2) adalah faktor Pembangunan dan Standar Hidup.
5.
Component Transformasi
Matrix
Component transformation matrix digunakan untuk
mengetahui besarnya korelasi antar komponen disajikan pada Tabel 11 sebagai
berikut.
Tabel 11. Korelasi Antar Komponen
Komponen |
1 |
2 |
3 |
1 |
0,909 |
0,394 |
-0,133 |
2 |
-0,208 |
0,708 |
0,675 |
3 |
0,360 |
-0,586 |
0,726 |
Berdasarkan Tabel
11, dapat diketahui bahwa nilai korelasi pada komponen 1, 2, dan 3 berturut-turut
sebesar 0,909; 0,708; dan 0,726.
Ketiga nilai tersebut lebih besar dari 0,5 yang
artinya setiap komponen dikatakan tepat karena mampu merangkum 10 variabel
faktor-faktor yang memengaruhi signifikan terhadap kemiskinan di Jawa Tengah
tahun 2022. Ketiga komponen memiliki korelasi positif
terhadap kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2022.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa data
faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2022 memenuhi
asumsi distribusi normal multivariat, menunjukkan adanya hubungan
ketergantungan antar variabel, memiliki kecukupan data untuk analisis faktor,
serta terdapat korelasi antar variabel. Pengujian pada
ekstraksi faktor menunjukkan bahwa variabel Rumah Tangga yang Memiliki Akses
Terhadap Sanitasi Layak dan Rasio Angka Beban Ketergantungan tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2022. Analisis faktor berhasil mengidentifikasi tiga faktor utama yang
terbentuk dari tujuh variabel, dengan ketiga faktor tersebut mampu menjelaskan
76,336% dari total variabilitas data. Faktor-faktor
yang terbentuk telah menunjukkan keakuratan dalam merangkum variabel-variabel
yang memengaruhi kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2022.
Daptar Pustaka
Maulana, A., Fasa, M. I., & Suharto, S. (2022). Pengaruh
Tingkat Kemiskinan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dalam Perspektif Islam. Jurnal Bina Bangsa Ekonomika, 15(1), 220�229.
Sa�diyah El Adawiyah, M., Al-Barbasy, M., Sulastri, E.,
Gunanto, D., Effendi, C., Yunanto, S., Salam, R., Latif, A. T., &
Ramadhan, A. I. (2020). Women�s movement participation in politics of
Indonesia. Solid State Technology,
63(6), 19626�19640.
Septiadi, D., & Nursan, M. (2020). Pengentasan
kemiskinan Indonesia: Analisis indikator makroekonomi dan kebijakan pertanian.
Jurnal Hexagro, 4(1),
1�14.
Irham, A. R., & Putri,
R. M. (2023). Kepadatan Penduduk Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di
Provinsi Lampung. Media Komunikasi
Geografi, 91-100.
Palilu, A. (2022). Pembangunan Infrastruktur Transportasi Terhadap
Produk Domestik Regional Bruto. Pasaman Barat: CV Azka Pustaka.
Primandari, N. (2019).
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran Terhadap Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) di Provinsi Sumatera Selatan Periode Tahun 2004-2018. PARETO : Jurnal Ekonomi dan Kebijakan
Publik, 2(2), 25-34.
Putera, R. D. (2020). Analisis Pengaruh Angka Harapan Lama
Sekolah, Upah Minimum Provinsi, dan Tingkat Penagngguran Terhadap Kemiskinan
di Indonesia. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Ramadhani, F. (2020). Analisis Terhadap Faktor-Faktor Yang
Menjadi Pertimbangan Utama Dalam Penetapan Upah Minimum Provinsi di Pulasu
Jawa Tahun 2017-2019. Purwokerto: Institut Agama Islam Negeri
Purwokerto.
Sinurat, R. P. (2023).
Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan Sebagai Upaya Penanggulangan
Kemiskinan di Indonesia. Jurnal
Registratie, 87-103.
Wardhana, A., &
Kharisma, B. (2020). Angka Harapan Hidup di Era Desentrlisasi Kabupaten/Kota
Jawa Barat. E-Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana, 405-422.
Latifah, N., &
Darsyah, M. (2017). Seminar Nasional Pendidikan,
Sains dan Teknologi Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Per Kapita Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan
Pendekatan Regresi Linier Sederhana. Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Siskawati, N., Surya, R.
Z., & Sudeska, E. (2021). Pengaruh Harapan Lama Sekolah....(Nelva
siskawati et al) Pengaruh Harapan Lama Sekolah, Rata-Rata Lama Sekolah
Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Di Kabupaten / Kota Provinsi Riau. Selodang
Mayang, 7, 173.
Utami, R. B. (2020). Analisis_Pengaruh_Angka_Beban_Ketergantungan_Kepad. Medical Technology and Public Health Journal, 212.
Widyastuti, D.,
Jamaluddin, H. N., Arisanti, R., & Kartiasih, F. (2023). Analisis
Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Akses Sanitasi Layak di Indonesia
Tahun 2021. Seminar Nasional Official Statistics, 105�116.